Setiap kali kamu merasakan galau karena kesendirian atau disaat hati kamu agak iri melihat teman-teman yang seumuran dengan kamu mualai ke ikatan pernikahan, Kalimat yang sering kamu dengarkan dari orang lain "udahlah, santai saja jodoh gak bakalan kemana-mana kok"
Kalimat yang kamu dengar itu mungkin kalimat itu ada benarnya juga. Kan enggak mungkin tuhan main-main dengan janjinya? Jika diantara kalian sudah pantas pasti juga bakalan akan dipersatukan. Jadi kalau kita percaya bahwa jodoh gak bakalan kemana, terus kita juga harus percaya dong kalau kemana-mana berengan itu belum tentu dia akan menjadi jodoh kita?.
Jodoh tidak hanya seperti soal jalan-jalan berduaan, Karena didalam suatu hubungan yang komitmen itu gak seremeh jalan-jalan saja.
Jika cuman berduaan ke mana-mana toh anak smp juga bisa seperti itu kan, semua ini bukan lagi semata-mata hanya mengikuti rasa senang di dada ketika kamu berduaan bersamanya. Disisi lain kalian melupakan suatu hal yang penting dalam suatu hubungan, yaitu menyatukan ekspektasi berdua.
Jika didalam hal itu kalian belum bisa menyatukan ekspektasi kalian berdua, maka yang akan terjadi kalian akan berdebat panjang soal bagaimana cara untuk melunasi cicilan KPR yang akan datang tiap bulannya, bagaimana cara kalian untuk mengatur transportasi yang cuman ada 1 untuk kalian berdua. Jika kalian kemana-mana berdua memang bisa membuat kamu bahagia, namun bukan cuman berduaan yang kamu butuhkan didalam suatu ikatan hubungan yang dewasa.
Bahkan dukungan dari keluarga juga bukan jaminan, apalagi yang sekedar hanya jadi teman makan biar tidak kesepian.
Walau kalian sudah dekenalkan dan sudah direstui oleh kedua dari masing-masing orangtua kalian, jika memang kalian tidak baik untuk bersama, jalannya tidak akan pernah terbuka.
"Iya, Boleh kok sama dia, mama suka,"
Kata-kata itu saja tidak akan bisa membantu kamu. Bagaimana dengan dia yang cuman jadi distraksi agar rasa sepi tidak datang lagi dalam hidup kamu.
Pergi kemana-mana kalian selalu bareng(sama orang yang belum pasti) sebenarnya itu semua bikin rugi. Bagaimana seandainya pada saat itu kamu bertemu jodoh kamu yang ditunggu-tunggu selama ini?
Jodoh memang merupakan teka-teki di dalam hidup kita dan kita harus mempersiapkan diri kita. Salah satu caranya adalah dengan cara kita tidak menutup diri dengan status "taken" yang belum resmi. Ada keharusan yang tidak tertulis yang bisa membuat kalian hanya milik masing-masing saja. Padahal didalam hidup selalu siap dengan kejutannya. Misalnya ketika kamu sibuk berduaan dengan pasangan kamu yang belum pasti, dan pasangan yang susungguhnya dia itu adalah takdirmu mulai mengamatimu dari kejauhan, atau malah pasangan kamu yang sesungguhnya itu melihat kamu sudah mempunyai gandengan mungkin dia tidak akan berani untuk berkenalan dengan kamu.
Anehnya itu kamu kemana-mana selalu ditemani dan itu akan membuat kamu makin tidak akan bisa mandiri. Kamu akan menjadi lupa untuk tetap baik-baik walau nanti dia akan pergi.
Jika kamu sudah terbiasa kemana-mana berdua akan bisa mempengaruhi dari kemandirianmu dan dia. Jika suatu nanti kamu akan merasa tidak lengkap, atau kurang genap di saat nanti dai tak ada lagi buat kamu. Jika kamu sudah terbiasa memikirkan sesuatu lewat dua kepala itu akan bisa meninggalkan rasa yang tak yakin disaat nanti kamu harus bertempur sendirian. Pada sekian lama kamu sudah bersamanya itu membuat kamu lupa bahwa dulu hidup kamu sempat berjalan baik-baik saja walaupun kamu tak bersama dia. Jika suatu nanti kalian itu berpisah, kamu akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk kembali membangun rasa percaya di dalam hidup kamu.Akan banyak kesempatan yang akan hilang percuma disaat kamu sedang bercibaku denagan kegalauan kamu tingkat dewa.
Ada yang lebih menakutkan lagi dari percaya pada suatu yang belum pasti, Sehingga itu semua membuat kamu lupa bahwa diri ini sudah genap sendiri?
Selama ini kita boleh percaya kalau kita butuh orang lain di sisi kita untuk merasa lengkap. Hal ini sesungguhnya "misleading" sekali. Bukankah kita tidak lahir dengan separuh hati?, sendiri dulu pun kita sudah genap sebagai pribadi. Bukankah hubungan yang baik itu dimulai dari 2 orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri?
0 komentar:
Post a Comment