Select language

Sunday, September 13, 2015

Ini 14 pertanyaan baik untuk kamu tanyakan kepada pendamping hidup kamu



 Menikah bukanlah perkara yang sederhana, ini adalah soal menjalani dari komitmen yang serius dan komitmen untuk sehumur hidup kamu. Ada pasangan yang bisa tetap bertahan walaupun banyak masalah menerpa namun ada juga pasangan yang tidak kuat untuk bertahan dan memilih untuk berpisah. Bgaimanapun itu kehidupan setelah sudah menikah itu memang tidaklah selalu mudah untuk dijalani.

Maka dari itulah, sikap hati-hati ini sebelum menikah itu mutlak diperlukan. Pada akhirnya kamu harus meyakinkan dirimu sendiri sebelum kamu membuat keputusan. Maka dari itu pertanyaan-pertanyaan ini wajib untuk kamu tanyakan pada pasanganmu.

1.       “Apa yang membuat kamu jatuh cinta padaku”
Sebuah pertanyaan yang bisa akan menjadi rumit uttuk di jawab, Jika sudah kesulitan, yang ditanya pasti biasanya akan menjawab, “Ya, Pokoknya aku cinta sama kamu”
Percayalah, kamu berhak mendengar jawaban yang logis, seperti pernyataan yang menegaskan dari kelebihan dan kekurangan kamu di matanya. Pasanganmu juga berhak untuk mencintaimu atas apa yang kamu punyai dan apa yang kamu bisa lakukan untuknya.

2.       “Yakinkah Kamu Memilihku”?

Hidup memang adalah perjalanan cinta dan komitmen yang akan kalian sepakati berdua. Kelak, mungkin ada saatnya kamu dan pasanganmu menemui jalan jalan yang bercabang atau persimpangan, kalian diadapkan pada pilihan yang menyulut ragu dan mungkin bisa mengoyangkan hubungan kalian. Apakah kamu dan psaanganmu akan sama-sama bertahan atau mungkin akan siap untuk berpisah lantaran kamu tak bisa menemukan jalan tengan dari masalah yang kalian hadapi.

3.       “maukah Kamu Sekali-kali Tetap Memberi Kejutan”

Ikatan yang heart dan hubungan yang selalu hangat tak begitu saja terjadi. Kamu dan pasanganmu layak untuk bersama-sama memupuk niat dan tulus. Sekedar untuk merayakan, ulang tahun pernikahan, merayakan hari lahir, atau momen-momen penting lainnya. Tak aka nada pencapaian yang tak disertai dengan husaha. Tak akan ada hubungan yang bahagia tanpa ada husaha dari kalian berdua.

4.       “Siapkah kamu belajar hal-hal yang baru dan bertumbuh bersamaku”

Pernikahan bukanlah tujuan, tetapi justru itu adalah awal dari perjalanan kamu. Jika hidup itu ibaratkan seperti pendakian, maka menikah adalah momen dimana kalian melangkahkan kaki bersama untuk pertama kalinya. Berbekal rasa cinta, kasih saying, keyakinan, dan rasa percaya. Jika saat kamu susah payah mendaki, maka pasangan kamu adalah rekan yang akan menemanimu menikmati pemandangan. Bersamanya kamu bisa mengabaikan haus, lapar, atau lelah yang terasa luar biasa.

5.       “Beranikah kamu menghadapi masa-masa sulit itu bersamaku”.

Karena idup itu tak akan selamanya mudah. Sah menikah bukan berarti hubungan kalian akan aman. Pada saat itu hamper akan banyak ujian yang akan menjajal komitmen kalian. Seperti masalah dari sikap pasangan berubah, munculnya banyak masalah, hingga sampai hadirnya orang ketiga di dalam hidup kamu. Aka nada kalanya kamu akan merasa rapuh, meragukan dari pasangan kamu yang selama ini sudah mendampingimu. Namun seberat dan sehebat apapun keadaan menekan kalian, kamu dan pasangan kamu selayaknya bisa kuat-kuat memegang janji suci yang sudah pernah kalian ucap bersama.

6.       “Tapi, setujuhkah kamu untuk berdebat dengan kepala dingin lalu mengakhirinya lewat kecupan hangat”.

Berbeda pendapat mungkin jadi hal yang biasa terjadi. Sebuah pernikahan hanya akan berhasil jika pasangan bisa menekan ego-nya masing-masing. Suami dan istri ibarat seperti dua pemain dalam satu tim, tak harus berdebat siapa benar atau salah, bahkan siapa yang paling hebat. Kalian hanya perlu berkompromi demi untuk menemukan keputusan yang paling tepat.

7.       “Berjanjikah kamu menjadikan keluarga kecil kita yang utama”

Karena hidu itu menuntut dari keseimbangan dari keluarga dan karir. Pekerjaan bisa saja dapat menyita waktumu. Selesai berkantor dari pagi hingga sore hari sampai menjelang malam pun masih banyak tugas-tugas yang harus kamu segera selesaikan. Namun bukankah kamu masih punya pasangan yang tak kalah berhak untuk kamu perhatikan?. Keberadan dari pasangan sepatutnya jadi pertimbangan utamamu setiap akan mengambil keputusan. Lepas dari berbagai pencapaian pribadi yang bisa kamu raih, pasanganlah  yang akan serta mendapingimu.

8.       “Sudahkan kamu siap menjadi ayah atau ibu yang baik bagi mereka”.

Menikah itu bukan hanya tentang dua orang saja. Apakah ada rumus dan aturan-aturan yang bisa kamu terapkan demi menjadi orang tua yang baik?. Sayangnya tak pernah ada tuntuna yang pasti utuk kamu ikuti, naluri alami sebagai orang tua kelak akan kamu peroleh Cuma-Cuma setelah anakmu lahir nanti.Terkadang juga banyak hal yang terlalu takut untuk dilakukan lantaran kita tak berani menjalaninya, termasuk soal menikah dan mempunyai anak.

9.       “Meski kita sudah lama bersama, relakah kamu sesekali mengatakan ‘aku mencintaimu’ Tiba-tiba”.

Merasa bosan adalah hal yang wajar. Setelah kamu menikah kamu akan terbiasa melihat wajah yang sama di sampingmu, setiap saat pertama kali kamu membuka mata di pagi hari. Meskipun tak lunas 24 jam kalian habiskan bersama setiap harinya, rumah akan selalu menjadi tujuan utama sepulang beraktifitas. Jika kamu kelak merasa bosan dan jenuh dengan pasanganmu hal itu sah-sah saja. Tapi bukan berarti kamu merelakan hubunganmu terasa hambar. Kamu dan pasanganmu selayaknya sama-sama bisa menjaga, bukan dengan sekedar kata-kata manis, tapi juga perbuatan.

10.   “Akankah kamu akan tetap bersemangat menjalaninya bersamaku”

Sebuah hubungan sudah pasti ada naik turunnya. Ada kalanya kalian sangat merasa mesra dan ada kalanya juga kalian merasa jenuh dan bosan. Namu bagaimanapun tak ada hubungan yang sempurna dan bisa selalu bahagia. Tapi selama pasanganmu dan kamu mempunyai kemauan dan semangat yang hebatnya, kalian tentu akan bisa mepertahankan hubungan.

11.   “Saat aku merasa lemah, maukah kamu menguatkanku”

Setiap orang pasti akan mengalami fase jatuh. Banyak di dunia ini yang sering kali menawarkan rasa kecewa. Di titik-titik rendah  dalam hidupmu inilah, pasangan selayaknya ada untuk menguatkan – menghibur dan memberimu semangat.

12.   “Apakah kamu mau berjanji untuk tidak menghianati cita-citamu”

Pernikahan tak harus merubah jati dirimu. Memutuskan untuk menikah bukan berarti kamu harus meninggalkan dunia dan kehidupan pribadimu, rencana, mimpi dan semua cita-citamu. Sebagai orang individu yang utuh kamu tak harus merubah segala yang sudah ada pada dirimu sebelumnya. Kamu berhak pencapaian pribadi yang tetap di perjuangkan.

13.   “Maukah kamu berusaha untuk tetap bersamaku hingga sampai kematianlah yang akhirnya memisahkan kita”

Kematian itu adalah rahasia yang maha kuasa, kamu tak akan pernah tau kapan kematian akan menjemput, atau memilih pasanganmu lebih dulu. Maka disaat itulah kalian akan berpisah dan tak akan lagi hidup bersama. Perpisahan itu memang sangat menyedihkan, tapi bukankah takdir sangat berhak dalam hal ini. Meskipun kalian harus terpisah, setidaknya kalian bisa berbangga karena bisa menjaga cinta yang kalian punya.

14.   “Jika nanti aku yang mininggalkanmu lebih dulu, akankah kamu bersedia melanjutkan hidupmu”

Hidu selalu pantas untuk diperjuangkan. Sekali lagi hidup manusia adalah teka-teki takdir, maka kamu dan pasanganmu sama-sama tak kuasa menerka atau bahkan melawannya. Salah satu dari kalian pasti akan harus pergi lebih dulu dan meninggalkan keluarga kecil yang kalian punya. Tapi disaat kamu masih diberikan untuk hidup, kamu layak baik-baik menggunakannya. Meskipun keluarga kalian harus kehilangan salah satu anggota dari keluarga kalian, kalian tetaplah sebuah keluarga.

Apakah semua pertanyaan tadi bisa di jawab oleh pasanganmu?. Jika ia, apakah setelahnya kamu akan memutuskan untuk menikah dengannya?apapun itu, semoga kehidupan cintamu selalu bahagia untuk selamanya.
Facebook Google+ Twitter
220 Shares

0 komentar:

Post a Comment