Menikah bukanlah perkara yang sederhana, ini adalah soal
menjalani dari komitmen yang serius dan komitmen untuk sehumur hidup kamu. Ada
pasangan yang bisa tetap bertahan walaupun banyak masalah menerpa namun ada
juga pasangan yang tidak kuat untuk bertahan dan memilih untuk berpisah.
Bgaimanapun itu kehidupan setelah sudah menikah itu memang tidaklah selalu mudah
untuk dijalani.
Maka dari itulah, sikap hati-hati ini sebelum menikah itu
mutlak diperlukan. Pada akhirnya kamu harus meyakinkan dirimu sendiri sebelum
kamu membuat keputusan. Maka dari itu pertanyaan-pertanyaan ini wajib untuk
kamu tanyakan pada pasanganmu.
1.
“Apa yang membuat kamu jatuh cinta padaku”
Sebuah pertanyaan yang bisa akan menjadi rumit uttuk di
jawab, Jika sudah kesulitan, yang ditanya pasti biasanya akan menjawab, “Ya,
Pokoknya aku cinta sama kamu”
Percayalah, kamu berhak mendengar jawaban yang logis,
seperti pernyataan yang menegaskan dari kelebihan dan kekurangan kamu di matanya.
Pasanganmu juga berhak untuk mencintaimu atas apa yang kamu punyai dan apa yang
kamu bisa lakukan untuknya.
2.
“Yakinkah Kamu Memilihku”?
Hidup memang adalah perjalanan cinta dan komitmen yang akan
kalian sepakati berdua. Kelak, mungkin ada saatnya kamu dan pasanganmu menemui
jalan jalan yang bercabang atau persimpangan, kalian diadapkan pada pilihan
yang menyulut ragu dan mungkin bisa mengoyangkan hubungan kalian. Apakah kamu
dan psaanganmu akan sama-sama bertahan atau mungkin akan siap untuk berpisah lantaran
kamu tak bisa menemukan jalan tengan dari masalah yang kalian hadapi.
3.
“maukah Kamu Sekali-kali Tetap Memberi Kejutan”
Ikatan yang heart dan hubungan yang selalu hangat tak begitu
saja terjadi. Kamu dan pasanganmu layak untuk bersama-sama memupuk niat dan
tulus. Sekedar untuk merayakan, ulang tahun pernikahan, merayakan hari lahir,
atau momen-momen penting lainnya. Tak aka nada pencapaian yang tak disertai
dengan husaha. Tak akan ada hubungan yang bahagia tanpa ada husaha dari kalian
berdua.
4.
“Siapkah kamu belajar hal-hal yang baru dan
bertumbuh bersamaku”
Pernikahan bukanlah tujuan, tetapi justru itu adalah awal
dari perjalanan kamu. Jika hidup itu ibaratkan seperti pendakian, maka menikah
adalah momen dimana kalian melangkahkan kaki bersama untuk pertama kalinya.
Berbekal rasa cinta, kasih saying, keyakinan, dan rasa percaya. Jika saat kamu
susah payah mendaki, maka pasangan kamu adalah rekan yang akan menemanimu
menikmati pemandangan. Bersamanya kamu bisa mengabaikan haus, lapar, atau lelah
yang terasa luar biasa.
5.
“Beranikah kamu menghadapi masa-masa sulit itu
bersamaku”.
Karena idup itu tak akan selamanya mudah. Sah menikah bukan
berarti hubungan kalian akan aman. Pada saat itu hamper akan banyak ujian yang
akan menjajal komitmen kalian. Seperti masalah dari sikap pasangan berubah,
munculnya banyak masalah, hingga sampai hadirnya orang ketiga di dalam hidup
kamu. Aka nada kalanya kamu akan merasa rapuh, meragukan dari pasangan kamu
yang selama ini sudah mendampingimu. Namun seberat dan sehebat apapun keadaan
menekan kalian, kamu dan pasangan kamu selayaknya bisa kuat-kuat memegang janji
suci yang sudah pernah kalian ucap bersama.
6.
“Tapi, setujuhkah kamu untuk berdebat dengan
kepala dingin lalu mengakhirinya lewat kecupan hangat”.
Berbeda pendapat mungkin jadi hal yang biasa terjadi. Sebuah
pernikahan hanya akan berhasil jika pasangan bisa menekan ego-nya
masing-masing. Suami dan istri ibarat seperti dua pemain dalam satu tim, tak
harus berdebat siapa benar atau salah, bahkan siapa yang paling hebat. Kalian
hanya perlu berkompromi demi untuk menemukan keputusan yang paling tepat.
7.
“Berjanjikah kamu menjadikan keluarga kecil kita
yang utama”
Karena hidu itu menuntut dari keseimbangan dari keluarga dan
karir. Pekerjaan bisa saja dapat menyita waktumu. Selesai berkantor dari pagi
hingga sore hari sampai menjelang malam pun masih banyak tugas-tugas yang harus
kamu segera selesaikan. Namun bukankah kamu masih punya pasangan yang tak kalah
berhak untuk kamu perhatikan?. Keberadan dari pasangan sepatutnya jadi
pertimbangan utamamu setiap akan mengambil keputusan. Lepas dari berbagai
pencapaian pribadi yang bisa kamu raih, pasanganlah yang akan serta mendapingimu.
8.
“Sudahkan kamu siap menjadi ayah atau ibu yang
baik bagi mereka”.
Menikah itu bukan hanya tentang dua orang saja. Apakah ada
rumus dan aturan-aturan yang bisa kamu terapkan demi menjadi orang tua yang
baik?. Sayangnya tak pernah ada tuntuna yang pasti utuk kamu ikuti, naluri
alami sebagai orang tua kelak akan kamu peroleh Cuma-Cuma setelah anakmu lahir
nanti.Terkadang juga banyak hal yang terlalu takut untuk dilakukan lantaran
kita tak berani menjalaninya, termasuk soal menikah dan mempunyai anak.
9.
“Meski kita sudah lama bersama, relakah kamu
sesekali mengatakan ‘aku mencintaimu’ Tiba-tiba”.
Merasa bosan adalah hal yang wajar. Setelah kamu menikah
kamu akan terbiasa melihat wajah yang sama di sampingmu, setiap saat pertama
kali kamu membuka mata di pagi hari. Meskipun tak lunas 24 jam kalian habiskan
bersama setiap harinya, rumah akan selalu menjadi tujuan utama sepulang
beraktifitas. Jika kamu kelak merasa bosan dan jenuh dengan pasanganmu hal itu
sah-sah saja. Tapi bukan berarti kamu merelakan hubunganmu terasa hambar. Kamu
dan pasanganmu selayaknya sama-sama bisa menjaga, bukan dengan sekedar
kata-kata manis, tapi juga perbuatan.
10.
“Akankah kamu akan tetap bersemangat
menjalaninya bersamaku”
Sebuah hubungan sudah pasti ada naik turunnya. Ada kalanya
kalian sangat merasa mesra dan ada kalanya juga kalian merasa jenuh dan bosan.
Namu bagaimanapun tak ada hubungan yang sempurna dan bisa selalu bahagia. Tapi
selama pasanganmu dan kamu mempunyai kemauan dan semangat yang hebatnya, kalian
tentu akan bisa mepertahankan hubungan.
11.
“Saat aku merasa lemah, maukah kamu menguatkanku”
Setiap orang pasti akan mengalami fase jatuh. Banyak di
dunia ini yang sering kali menawarkan rasa kecewa. Di titik-titik rendah dalam hidupmu inilah, pasangan selayaknya ada
untuk menguatkan – menghibur dan memberimu semangat.
12.
“Apakah kamu mau berjanji untuk tidak menghianati
cita-citamu”
Pernikahan tak harus merubah jati dirimu. Memutuskan untuk
menikah bukan berarti kamu harus meninggalkan dunia dan kehidupan pribadimu,
rencana, mimpi dan semua cita-citamu. Sebagai orang individu yang utuh kamu tak
harus merubah segala yang sudah ada pada dirimu sebelumnya. Kamu berhak
pencapaian pribadi yang tetap di perjuangkan.
13.
“Maukah kamu berusaha untuk tetap bersamaku
hingga sampai kematianlah yang akhirnya memisahkan kita”
Kematian itu adalah rahasia yang maha kuasa, kamu tak akan
pernah tau kapan kematian akan menjemput, atau memilih pasanganmu lebih dulu.
Maka disaat itulah kalian akan berpisah dan tak akan lagi hidup bersama.
Perpisahan itu memang sangat menyedihkan, tapi bukankah takdir sangat berhak
dalam hal ini. Meskipun kalian harus terpisah, setidaknya kalian bisa berbangga
karena bisa menjaga cinta yang kalian punya.
14.
“Jika nanti aku yang mininggalkanmu lebih dulu,
akankah kamu bersedia melanjutkan hidupmu”
Hidu selalu pantas untuk diperjuangkan. Sekali lagi hidup
manusia adalah teka-teki takdir, maka kamu dan pasanganmu sama-sama tak kuasa
menerka atau bahkan melawannya. Salah satu dari kalian pasti akan harus pergi
lebih dulu dan meninggalkan keluarga kecil yang kalian punya. Tapi disaat kamu
masih diberikan untuk hidup, kamu layak baik-baik menggunakannya. Meskipun
keluarga kalian harus kehilangan salah satu anggota dari keluarga kalian,
kalian tetaplah sebuah keluarga.
Apakah semua pertanyaan tadi bisa di jawab oleh pasanganmu?.
Jika ia, apakah setelahnya kamu akan memutuskan untuk menikah dengannya?apapun
itu, semoga kehidupan cintamu selalu bahagia untuk selamanya.
0 komentar:
Post a Comment